Jakarta, NVN – Anggota DPR dan Ketua Jaringan Nasional Anti Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), Rahayu Saraswati, mengungkapkan keprihatinan terhadap kasus Ipda Rudy Soik yang terlibat dalam pengungkapan mafia BBM di NTT. Dalam rapat di DPR, Rahayu menyoroti perjuangan melawan perdagangan orang dan korupsi, dengan fokus pada kasus Ipda Rudy Soik yang berpotensi mengalami kriminalisasi oleh oknum polisi.
“Saya berdiri di sini sebagai Ketua Jaringan Nasional Anti TPPO, organisasi yang didirikan pada tahun 2018 dengan fokus pada pemberantasan perdagangan orang,” ujar Rahayu. “Kasus Ipda Rudy Soik ini penting karena menyangkut mafia BBM yang merugikan rakyat. Terdapat dugaan penyalahgunaan wewenang oleh aparat kepolisian dalam kasus ini, yang menunjukkan adanya potensi kriminalisasi terhadap polisi jujur.”
Rahayu menjelaskan bahwa Ipda Rudy Soik terlibat dalam penyelidikan mafia BBM dan berpotensi mengungkap sindikat yang lebih besar. “Kasus ini mencerminkan tantangan sistemik dalam penegakan hukum yang mempengaruhi upaya pemberantasan kejahatan di Indonesia,” tegas Rahayu. “Penting bagi DPR untuk berperan aktif dalam mengatasi mafia BBM dan perdagangan orang, menunjukkan komitmen untuk melindungi masyarakat.”
Rahayu menekankan bahwa fokus utama haruslah pada pemberantasan mafia BBM, bukan justru menargetkan individu yang berjuang melawan kejahatan. “Mafia BBM ini bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga berpotensi meningkatkan angka kemiskinan dan perdagangan orang,” ujar Rahayu. “Keberhasilan penegakan hukum terhadap mafia BBM dapat menciptakan kondisi yang lebih baik bagi masyarakat, seperti yang dilaporkan setelah kasus ini terangkat. Masyarakat melaporkan kelancaran BBM pasca kasus ini terungkap.”
Rahayu juga menyoroti perlunya perhatian lebih terhadap hak ekonomi masyarakat. “Kasus ini menunjukkan bahwa ketidakadilan ekonomi bisa memicu kejahatan dan perdagangan orang,” tegas Rahayu. “Kami mendesak tindakan tegas terhadap pejabat yang terlibat dalam mafia BBM dan berharap penyelesaian kasus Ipda Rudy Soik dapat membuka jalan bagi penanganan mafia BBM yang lebih efektif, meningkatkan kesejahteraan masyarakat.”
Keterlibatan aparat dalam mafia BBM menunjukkan perlunya reformasi di kepolisian untuk memperbaiki integritas dan kepercayaan publik. Pengalaman Rahayu sebagai aktivis memperkuat kredibilitasnya dalam memperjuangkan isu-isu sosial yang mendesak. Keterlibatan Rahayu dan lembaganya diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam melawan perdagangan orang dan kejahatan terorganisir lainnya. (MSN/NVN)