Indonesia: Data Center sebagai Pilar Kedaulatan Digital dan Pilar Transformasi Digital E-Goverment

Jakarta, NVN — Toto Sugiri, CEO PT Data Center Indonesia (PT DC Indonesia), menekankan pentingnya peran Data Center di Indonesia dalam membangun kedaulatan digital dan mendorong inovasi teknologi.

“Data Center adalah jantung dari dunia digital,” ujar Toto. “Di sinilah semua data digital, mulai dari kode pemrograman hingga data pribadi pelanggan, disimpan dan dikelola dengan aman.”

Indonesia, yang memiliki jumlah Data Center terbanyak di Asia Tenggara, semakin menyadari pentingnya infrastruktur data lokal. “Data digital disimpan di Data Center, bukan di ‘awan’,” jelas Toto. “Keberadaan Data Center di dalam negeri membantu melindungi privasi data pengguna di bawah hukum Indonesia, sekaligus mencegah eksploitasi data oleh pihak asing.”

“Dengan memiliki Data Center sendiri, Indonesia dapat lebih mudah mengatur dan melindungi data warganya,” tambah Toto. “Ini adalah langkah penting dalam menjaga kedaulatan digital.”

PT DC Indonesia, yang merupakan Data Center Tier-4, telah mengimplementasikan teknologi canggih untuk mengoptimalkan efisiensi operasional. “Teknologi modern seperti pemantauan suhu dan daya meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi risiko kegagalan,” ujar Toto. “PT DC Indonesia juga berkomitmen pada penggunaan energi terbarukan untuk mendukung operasional, menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan.”

Data Center Tier-4 adalah standar tertinggi dalam industri Data Center, yang menjamin ketersediaan dan keandalan yang sangat tinggi. Data Center Tier-4 dirancang untuk beroperasi tanpa henti, bahkan jika terjadi kegagalan pada komponen utama.

Perbedaan Tier Data Center dan SLA (Service Level Agreement):

  • Tier-1: Data Center Tier-1 memiliki tingkat keandalan yang paling rendah, dengan downtime yang signifikan. Mereka biasanya tidak memiliki redundansi sistem dan bergantung pada sumber daya lokal. SLA: Biasanya di bawah 99,671% uptime.
  • Tier-2: Data Center Tier-2 memiliki redundansi sistem yang lebih baik, dengan downtime yang lebih rendah dibandingkan dengan Tier-1. Mereka biasanya memiliki sumber daya cadangan, seperti generator dan baterai. SLA: Biasanya di antara 99,749% hingga 99,999% uptime.
  • Tier-3: Data Center Tier-3 memiliki redundansi sistem yang tinggi, dengan downtime yang minimal. Mereka biasanya memiliki sistem pendinginan dan daya yang redundan, serta kemampuan untuk melakukan pemeliharaan tanpa mengganggu operasional. SLA: Biasanya di antara 99,982% hingga 99,995% uptime.
  • Tier-4: Data Center Tier-4 adalah standar tertinggi, dengan uptime yang mendekati 100%. Mereka memiliki redundansi sistem yang lengkap, termasuk sistem pendinginan, daya, dan jaringan. Mereka juga dirancang untuk tahan terhadap bencana alam dan serangan siber. SLA: Biasanya di atas 99,995%, mendekati 100%.

Dody YS, Pakar IT dan CEO TRANSGLOBINDO GROUP, menekankan pentingnya penyebaran Data Center di seluruh wilayah Indonesia. “Perkembangan teknologi berbasis web, streaming, virtual reality, dan game menuntut kapasitas data yang besar, kecepatan tinggi, dan tentunya latency yang rendah,” ujar Dody. “Untuk memenuhi kebutuhan ini, Data Center sebaiknya tersebar di seluruh provinsi, bahkan di setiap kabupaten/kota.”

Dody menambahkan, “Dengan tersebarnya Data Center di seluruh wilayah, kita dapat mengurangi latency dan meningkatkan kecepatan akses data. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi pengembangan ekonomi digital dan meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.”

“Selain itu,” lanjut Dody, “penyebaran Data Center akan membuat biaya interkoneksi menjadi lebih murah. Programmer dan pembuat konten akan lebih cepat dalam mengupload program dan kontennya, karena jarak ke Data Center yang lebih dekat.”

“Saya berharap perusahaan Data Center dapat membangun Data Center menyebar di seluruh Provinsi di Indonesia,” kata Dody. “Langkah ini akan menjadi investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia.”

Pertumbuhan industri Data Center di Indonesia diprediksi akan meningkat pesat seiring dengan kebutuhan penyimpanan data yang terus berkembang. “Dengan meningkatnya kebutuhan penyimpanan data, industri Data Center di Indonesia diproyeksikan tumbuh pesat dalam dekade mendatang,” kata Toto. Hal ini menciptakan peluang bagi investor lokal dan asing untuk berkontribusi dalam pengembangan infrastruktur digital.

Pemerintah saat ini memang sedang gencar mendorong penggunaan aplikasi dalam layanan publik. Hal ini sejalan dengan pentingnya data center dalam mendukung operasional aplikasi tersebut.

Data center berperan sebagai jantung dari layanan aplikasi publik. Ia menyimpan dan memproses data yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi tersebut. Tanpa data center, aplikasi publik tidak akan dapat berfungsi dengan baik.

Beberapa alasan mengapa data center sangat penting dalam mendukung aplikasi layanan publik:

  • Ketersediaan data: Data center memastikan bahwa data yang dibutuhkan oleh aplikasi publik selalu tersedia kapan pun dan di mana pun. Ini penting untuk memastikan bahwa layanan publik dapat diakses oleh masyarakat secara terus-menerus.
  • Keamanan data: Data center dilengkapi dengan sistem keamanan yang canggih untuk melindungi data dari akses yang tidak sah. Ini penting untuk menjaga kerahasiaan dan integritas data yang sensitif.
  • Kinerja aplikasi: Data center memiliki infrastruktur yang kuat untuk memastikan bahwa aplikasi publik dapat berjalan dengan lancar dan cepat. Ini penting untuk memberikan pengalaman pengguna yang baik.
  • Skalabilitas: Data center dapat dengan mudah diskalakan untuk mengakomodasi peningkatan jumlah pengguna dan data. Ini penting untuk memastikan bahwa layanan publik dapat terus berkembang dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dengan semakin banyaknya layanan publik yang berbasis aplikasi, peran data center semakin penting. Data center menjadi infrastruktur vital yang menopang keberhasilan transformasi digital di sektor pelayanan publik.

“Generasi muda memiliki peran penting dalam membangun masa depan industri teknologi di Indonesia,” tutup Toto. “Mereka harus menjadi produsen, memanfaatkan potensi yang ada di Indonesia, dan berkontribusi dalam menciptakan solusi inovatif untuk masa depan.”

“Keberadaan Data Center di Indonesia menarik perhatian perusahaan global, menciptakan peluang kerja sama dan pertumbuhan ekonomi,” tambah Dody. “Ini adalah bukti bahwa Indonesia semakin menjadi pusat digital di Asia Tenggara.” (MSN/NVN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *