Jakarta, NVN — Layanan pertukaran mata uang kripto, Indodax, tengah menjadi sorotan setelah perusahaan keamanan Web3, Cyvers Alerts, mendeteksi serangkaian transaksi mencurigakan yang diduga merupakan aksi peretasan.
Cyvers Alerts melaporkan bahwa alamat yang dicurigai telah menampung aset senilai sekitar US$ 14,4 juta (sekitar Rp 221 miliar) yang kemudian ditukarkan menjadi Ether.
Sampai berita ini dirilis Kamis, 12 September 2024 pukul 13:33 WIB, redaksi NVN mendapatkan aplikasi Indodax masih dalam kondisi Mainteance , tidak dapat diakses.
“Peringatan, hey @indodax, sistem kami telah mendeteksi beberapa transaksi mencurigakan yang melibatkan dompet Anda di berbagai jaringan. Alamat mencurigakan tersebut sudah menampung 14,4 juta USD dan menukar token tersebut ke Ether,” tulis perusahaan itu di akun X-nya pada Rabu (11/9/2024).
Indodax sendiri telah mengakui adanya potensi indikasi keamanan pada platformnya dan saat ini tengah melakukan pemeliharaan menyeluruh untuk memastikan sistem beroperasi dengan baik.
“Saat ini, kami sedang melakukan pemeliharaan menyeluruh untuk memastikan seluruh sistem beroperasi dengan baik,” tulis Indodax dalam blog resminya.
Selama proses pemeliharaan, platform web dan aplikasi Indodax sementara tidak dapat diakses. Namun, Indodax menjamin bahwa saldo konsumen akan 100 persen aman.
“Jangan khawatir, dapat kami pastikan bahwa saldo Anda tetap 100% aman, baik secara kripto maupun Rupiah,” terang Indodax.
Peristiwa ini kembali menyoroti pentingnya keamanan dalam industri kripto, di mana peretasan dan pencurian aset telah menjadi ancaman yang serius. (msn/nvn)