Startup Bali ecommerceloka Tumbuhkan Pendapatan Mitra Properti hingga 35% Lewat Strategi Teknologi End-to-End

Hadir untuk memberdayakan pemilik properti agar lebih efisien, transparan, dan kompetitif di era digital saat ini

Bali, 14 Mei 2025 – Ketika industri perhotelan masih menghadapi tantangan pasca-pandemi dari rendahnya okupansi hingga arus kas yang tidak stabil, ecommerceloka, sebuah startup teknologi asal Bali justru mencatat pertumbuhan yang konsisten. ecommerceloka hadir sejak 2019 sebagai solusi digital end-to-end yang membantu pemilik hotel, vila, dan guest house skala kecil hingga menengah untuk bersaing secara profesional di platform online.

Dengan pendekatan berbasis teknologi dan transparansi, ecommerceloka telah bermitra dengan lebih dari 200 properti di berbagai destinasi utama Indonesia, seperti Bali, Yogyakarta, dan Lombok. Dalam tiga tahun terakhir, perusahaan mencatat pertumbuhan positif rata-rata 40% per tahun, didukung oleh beberapa mitra properti mengalami peningkatan pendapatan hingga 35% sejak bergabung dalam ekosistem digitalnya.

ecommerceloka menyediakan layanan lengkap yang mencakup distribusi multikanal ke berbagai Online Travel Agent (OTA), manajemen reputasi, serta strategi penetapan harga berbasis data dan kompetitor. Tak hanya itu, yang membedakan ecommerceloka dari platform lainnya adalah transparansi data di mana setiap mitra mendapatkan akses penuh ke dashboard real-time yang menampilkan laporan pemesanan, pendapatan, dan performa channel penjualan secara jelas dan terukur.

Sistem pembayaran pun dirancang untuk mengedepankan kontrol dan kepercayaan. Seluruh pendapatan dari OTA ditransfer langsung ke rekening pemilik properti untuk memastikan arus kas tetap lancar dan dapat langsung digunakan untuk operasional.

“ecommerceloka dibangun untuk menciptakan sistem yang adil dan efisien bagi pemilik properti. Tak hanya tentang teknologi, tapi kami membawa transparansi, kecepatan, dan peningkatan performa bisnis sebagai nilai utama dalam setiap kerja sama” ujar Nico S. Wiratama, CEO & Co-Founder ecommerceloka.

Nico menambahkan bahwa visi ecommerceloka adalah memastikan setiap hotel non-bintang dan properti independen memiliki kesempatan yang sama untuk bertumbuh dan bersaing.

“Melalui ecommerceloka, kami ingin agar strategi pemasaran, konten di OTA, hingga penggunaan teknologi digital bisa mencapai standar yang sama seperti hotel bintang 4 ke atas karena kami percaya, teknologi harus berpihak pada yang kecil dan menjadi akselerator pertumbuhan, bukan penghalang,” lanjutnya.

Didukung Momentum Pemulihan Wisata

Strategi ecommerceloka yang menyasar langsung pasar B2B (Business-to-Business) serta B2C (Business-to-Consumer) menjadikan pemilik properti swasta terbukti tahan terhadap fluktuasi belanja proyek pemerintah. Di saat banyak pelaku industri mengalami penurunan, ecommerceloka tetap tumbuh akibat pendekatan yang relevan dengan kebutuhan mitra langsung.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan mancanegara meningkat dari 4 juta (2020) menjadi hampir 14 juta pada 2024. Sementara perjalanan wisatawan domestik mencapai 756 ribu per April 2024, naik 33,13% dibanding tahun sebelumnya. Tren ini memperkuat peran teknologi digital dalam memperluas jangkauan pasar, khususnya untuk pemain lokal yang belum sepenuhnya terdigitalisasi.

“Momentum pemulihan pariwisata ini menjadi peluang emas untuk mempercepat transformasi digital bagi sektor perhotelan Indonesia,” tutup Nico.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES