Boikot dan Krisis: KFC Indonesia Rugi Rp 558 Miliar, 47 Gerai Ditutup, dan 2.274 Karyawan Dipecat

Jakarta, NVN — PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pemegang lisensi KFC Indonesia, mencatatkan kerugian periode berjalan sebesar Rp 558 miliar pada kuartal ketiga tahun 2024. Hal ini menyebabkan penutupan 47 gerai dan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 2.274 karyawan.

Manajemen FAST menyatakan bahwa kerugian tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kinerja perusahaan yang belum pulih sepenuhnya setelah pandemi Covid-19 dan krisis berkepanjangan di Timur Tengah.

“Dua masalah ini berdampak negatif terhadap hasil grup untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024,” ungkap manajemen dalam laporan keuangannya.

Namun, beberapa pengamat ekonomi dan media internasional mengaitkan kerugian KFC Indonesia dengan meningkatnya seruan boikot terhadap produk-produk yang dianggap mendukung Israel di tengah konflik Israel-Palestina.

“Gerakan boikot terhadap produk-produk Israel sebagai respons terhadap konflik Israel-Palestina telah mempengaruhi perilaku investor. Meskipun belum ada laporan nilai kerugian terbaru yang diderita Israel, laporan Al Jazeera pada 2018 lalu mengungkap bahwa gerakan boikot berpotensi menimbulkan kerugian hingga US$ 11,5 miliar atau sekitar Rp 180,48 triliun (asumsi kurs Rp15.694/US$) per tahun bagi Israel. Israel jelas khawatir terhadap dampak kerugian ini.”[__LINK_ICON]

Sebagai langkah strategis, FAST akan mengoptimalkan penggunaan restoran untuk meminimalisir biaya tetap dan mendisposisi beberapa aset non-inti yang performanya kurang.

Per 30 September 2024, FAST mengoperasikan 715 gerai restoran di berbagai daerah di Indonesia.

Meskipun menghadapi tantangan, FAST berkomitmen untuk menjaga hubungan dengan para krediturnya.

KFC Indonesia pertama kali hadir di Indonesia pada Oktober 1979, dan sejak saat itu telah menjadi salah satu restoran cepat saji yang populer di negara ini.

KFC Indonesia terus berinovasi dalam mengembangkan menu snack. Tahun ini, KFC telah meluncurkan empat varian menu snack baru, yaitu Chicken Skin, Cheesy Rods, Mini Chizza, dan Snack Bucket.

Namun, KFC Indonesia juga menghadapi tantangan dari kompetitor dari luar negeri dan tren digital.

Pada tahun 2021, KFC Indonesia juga menghadapi protes dari para pekerja mengenai kebijakan pemangkasan upah.

Kerugian yang dialami KFC Indonesia menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi tantangan yang serius. Langkah-langkah strategis yang diambil oleh FAST diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mengatasi kesulitan ini dan kembali meraih profitabilitas.

Meskipun FAST tidak secara langsung menghubungkan kerugiannya dengan boikot terkait konflik Israel-Palestina, meningkatnya kesadaran global terhadap isu ini dan dampaknya pada bisnis global tidak dapat diabaikan.

Perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel, baik secara langsung maupun tidak langsung, harus mempertimbangkan dampak potensial dari gerakan boikot ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengelola risiko tersebut. (MSN/NVN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *