Bullying Siswa Grobogan, Dody YS: Kembalikan PMP dan P4!

Jakarta, NVN — Sebuah video yang memperlihatkan aksi penganiayaan antar siswa di MTs Fathul Ulum 1, Kecamatan Pandanharum, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, viral di media sosial. Video tersebut, yang diunggah oleh akun @beritasemaranghariini, memperlihatkan seorang siswa berseragam pramuka secara brutal menendang dan memukul siswa lain hingga terjatuh ke semak-semak. Kasat Reskrim Polres Grobogan, AKP Agung Joko Haryono, membenarkan kejadian tersebut yang berlangsung pada Minggu, 15 Desember 2024.

Korban, RA (13), siswa kelas 8, menjadi sasaran penganiayaan MF (13), siswa kelas 7 di sekolah yang sama. Pihak kepolisian menduga kuat motif penganiayaan ini adalah balas dendam. Sebelumnya, RA dikabarkan telah memukul seorang siswa dari Madrasah Ibtidaiyah (MI). Karena siswa MI tersebut mengenal MF, peristiwa itu diduga menjadi pemicu MF untuk melakukan aksi kekerasan terhadap RA. MF kemudian mengajak RA bertemu di belakang sekolah, dan di situlah terjadi penganiayaan tersebut. Video memperlihatkan MF menendang kaki RA empat kali hingga korban terjatuh, lalu menendang kepala RA hingga membentur tembok sebelum akhirnya pergi meninggalkan lokasi.

Akun @beritasemaranghariini memberikan detail lebih lanjut mengenai aksi penganiayaan tersebut. MF menendang kaki kanan dan kiri RA empat kali, menyebabkan RA jatuh ke semak-semak. Setelah itu, MF menendang kepala RA hingga membentur tembok.

Pihak kepolisian telah menerima laporan dari orang tua RA pada Selasa, 24 Desember 2024. Lima saksi, termasuk RA, MF, orang tua mereka, dan perekam video, telah diperiksa. Polisi masih menunggu hasil visum untuk mengetahui detail luka-luka yang dialami RA. Karena kasus ini melibatkan anak di bawah umur, polisi akan berkoordinasi dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) untuk penanganan lebih lanjut. AKP Agung Joko Haryono menyatakan bahwa saat ini RA dalam kondisi baik.

Ketua Umum Molekul Pancasila, Dody YS, turut prihatin atas kejadian ini. Dody menyampaikan bahwa intensitas bullying di sekolah cukup tinggi, hal ini terungkap dari beberapa jurnal yang telah dibacanya. Ia menyoroti adanya korelasi antara hilangnya mata pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila) di sekolah, dan tidak adanya lagi Penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) atau yang disebut EKAPRASETIA PANCAKARSA, dengan meningkatnya kasus bullying. Dody meminta kepada Pemerintah untuk mengembalikan PMP dan Penataran P4 di sekolah dan kampus.

Kasus penganiayaan di MTs Fathul Ulum 1, Grobogan ini menjadi perhatian serius bagi pihak kepolisian dan masyarakat. Penyelidikan yang sedang berlangsung diharapkan dapat mengungkap seluruh fakta dan memberikan keadilan bagi korban. Lebih jauh lagi, kejadian ini menjadi pengingat pentingnya upaya pencegahan kekerasan dan perundungan di lingkungan sekolah, serta pengawasan yang lebih ketat terhadap penggunaan media sosial. (MSN/NVN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *