Medan, NVN – GAPAI Sumut (Gerakan Anti Penistaan Agama Indonesia) Sumatera Utara melakukan silaturahmi ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) Medan untuk membahas isu serius terkait STT Syalom di Nias yang diketahui memiliki kurikulum Islamology yang mengandung konten Islamophobia.
Delegasi GAPAI Sumut yang dipimpin oleh Rahmad Gustin, SE (Ketua) disambut langsung oleh Ketua MUI Medan, Ustadz Dr. H. Hasan Matsum, MA. Dalam pertemuan tersebut, GAPAI Sumut menyampaikan keprihatinan mendalam terkait kurikulum Islamology di STT Syalom yang dinilai berisi informasi yang sangat membenci Islam.
“Ini harus segera ditindak tegas secara hukum,” tegas Hasan Matsum. “Hendaknya GAPAI Sumut tidak hanya membawa palu hakim (hukum), tapi juga harus membawa kitab (dakwah) untuk meluruskan pemikiran² yang bengkok (apakah disebabkan krn kejahiliyahan ataupun krn kebencian).”
Menanggapi hal tersebut, Rahmad Gustin menyatakan bahwa GAPAI Sumut berkomitmen untuk meluruskan pemahaman yang keliru tentang Islam. “Insya Allah GAPAI Sumut akan mewujudkan hal tersebut dengan menghadirkan Koh Dondy Tan pendakwah Islam yang paham kristologi dari Jakarta dan Bang Zuma pendakwah/ debater muslim dari Sulawesi Selatan,” ujar Rahmad.
Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan untuk melakukan langkah-langkah konkrit, antara lain:
- Menyerukan kepada pihak berwenang untuk menindak tegas STT Syalom.
- Melakukan upaya edukasi dan dakwah untuk meluruskan pemahaman tentang Islam.
- Mendorong masyarakat untuk melaporkan setiap bentuk penistaan agama.
GAPAI Sumut menegaskan bahwa mereka akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas dan memastikan bahwa STT Syalom bertanggung jawab atas penyebaran konten Islamophobia dalam kurikulumnya. (MSN/NVN)