Edy Rahmayadi Bertemu “Penikmat Demokrasi”, Jangan Takut Menyampaikan Kebenaran !

Medan, NVN — Calon Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menerima kedatangan kawan-kawan dari Grup WhatsApp “Penikmat Demokrasi” di pendopo rumah pribadinya Jalan Karya Bakti Medan, Jumat 4 Oktober 2024 sekira pukul 07.30 WIB. Pertemuan Edy dan kawan-kawan dari Grup WhatsApp “Penikmat Demokrasi” berjalan sederhana dan penuh kekeluargaan. Bincang pun saling mengisi saran dan pendapat, untuk kemenangan Edy – Hasan di Pilgubsu 27 November 2024.

GWA “Penikmat Demokrasi” yang admin dipegang Arief Tampubolon, juga berisikan Cagubsu Edy Rahmayadi beserta istri Nawal Lubis. Arief menjelaskan bahwa GWA “Penikmat Demokrasi” bukanlah grup baru, GWA dibuat tanggal 24 September 2018 jadi umur GWA ini melainkan sudah lebih 6 tahun. “Kami di GWA ini sudah lama berdiskusi, sejak dibuta 24 September 2018, jadi sudah lebih 6 tahun ya..,” ujar Arief. Tidak segan-segan lagi, kawan-kawan GWA “Penikmat Demokrasi” pun menyampaikan saran dan pendapat kepada Edy yang begitu terbuka. “Ayo kawan-kawan, apa yang kita cakapkan. Sampaikan saja, jangan segan-segan,” ucap Edy membuka bincang pagi kepada kawan-kawan GWA “Penikmat Demokrasi”.

Di awali oleh Ucok Kocu yang memperkenalkan diri sambil tersenyum, lalu menyampaikan peluang pasangan calon Gubsu dan Wakil Gubsu Edy – Hasan, sudah semakin dipastikan menang di Pilgubsu. “Dari 16 juta pemilih, dari 80 persennya ditambah 1,5 juta suara lagi yang kita cari pak. Bapak harus maksimalkan tim yang ada. Saat ini tim kita masih kalah dengan infrastruktur tim sebelah yang lebih dari kita. Tapi nanti pak lewat 20 Oktober belum tau lagi kita ceritanya. Itu lah pak,” kata Kocu.

Edy pun merespon masukan dari Kocu dan Jhonris. Edy mengaku selalu membaca dan mengikuti isi GWA “Penikmat Demokrasi” yang penuh dengan dinamika dan perkembangan bangsa Indonesia. Mantan Pangkostrad itupun juga berpesan agar jangan pernah takut untuk menyampaikan kebenaran demi kebaikan Sumatera Utara.

“Kebenaran itu harus disampaikan, dan jangan pernah takut menyampaikan kebenaran itu. Semua kita ini pasti mati, tetapi kita tidak tau itu kapan. Saya 32 tahun tugas militer, sudah saya lalui semua itu. Tapi saya ini kan kalian lihat. Masih hidup di depan kalian. Kebenaran harus disampaikan, saya pun siap menerima keritikan untuk sebuah kebenaran. Kita ini semua manusia tak ada yang sempurna,” ucap Edy.

“Ingat, jangan salah kita memilih pemimpin. Pertama lihat integritas pemimpinnya, kedua etikanya, dan yang ketiga intelektualitasnya. Itu yang disampaikan dosen saya. Kata dia kalau mau jadi pemimpin, tiga itu yang utama harus dilaksanakan. Integritas yang utama, bukan intelektualitas,” sambungnya.

Edy juga meminta maaf kepada kawan-kawan GWA “Penikmat Demokrasi” dengan penyambutannya yang sederhana di pendopo rumahnya. “Gak papa ya kita duduk seperti ini macam wirid,” kata Edy, disambut Pujo dengan lepas. “Gak papa pak, uda paten kali ni pak,” ucap Pujo, dan tawa kawan-kawan yang lain.

“Bapak kapan ada waktu, saya mau ajak bapak ketemu warga di pinggiran pantai Sergai, yang baru-baru ini terkena banjir luapan air laut. Nanti saya sampaikan ke bapak waktunya,” sambung Riki.

Di akhir, Rizkan Yuliadi menyambut positif pernyataan Edy Rahmayadi tentang tiga poin integritas, etika, dan intelektualitas anak negeri. “Saya sependapat dengan apa yang disampaikan Pak Edy. Dunia pendidikan di Sumut harus menjadi prioritas kemajuannya. Agar semua anak Sumut memiliki tiga poin tersebut. Kami siap memenangkan Pak Edy dan Pak Hasan. Tetap semangat kita pak,” tutup Rizkan.

Ditempat terpisah, Salah satu anggota GWA “Penikmat Demokrasi”, Dody YS, menyampaikan bahwa nama grup tersebut sangat tepat. “Saat pertemuan tersebut saya sedang tidak di Medan, menurut saya GWA ini sangat cocok dengan judulnya PENIKMAT DEMOKRASI, secara harfiah penikmat itu tentu tujuannya menghasilkan kebahagiaan, artinya dalam perbedaan yang sedemikian kompleks terutama saat suasana perpolitikan saat ini, kita sebagai bangsa yang menjunjung tinggi kebhinnekaan harus dapat menikmatinya, bukan hanya hasilnya, tapi yang terpenting adalah menikmati prosesnya,” ujar Dody. Ia juga berharap ke depan akan dihasilkan gagasan, ide dan tentunya gebrakan dari GWA “Penikmat Demokrasi” untuk kemajuan Bangsa, terkhusus kemajuan masyarakat Sumatera Utara. (MSN/NVN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *