Medan, NVN – Menjelang Pilkada 2024, Aliansi Ormas Islam Sumatera Utara (Sumut) menggelar dialog kebangsaan bertajuk “Pemilih Cerdas: Menuju Pemimpin yang Adil” pada Senin (19/8/2024) di Gedung Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam UINSU Medan. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran politik dan mendorong masyarakat Sumut menjadi pemilih cerdas dalam menentukan pemimpin daerah yang amanah dan berintegritas.
Dialog ini menghadirkan lima narasumber terkemuka, yaitu:
Tumpal Panggabean, Ketua ICMI Muda Pusat, yang memaparkan dinamika politik terkini dan pengaruh signifikan Aliansi Ormas Islam dalam membentuk opini publik, khususnya terkait sikap anti terhadap pasangan calon yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Prof. Warjio, dosen UINSU, yang menjelaskan konsep “pemilih cerdas” secara komprehensif. Beliau menekankan bahwa menjadi pemilih cerdas bukan hanya soal hari pemilihan saja, tetapi meliputi tiga tahap penting: pra-pemilihan, saat pemilihan, dan pasca-pemilihan.
Dr. Elly Warnisyah Harahap, yang merinci kriteria pemilih cerdas yang diharapkan dapat menjadi panduan bagi masyarakat dalam memilih pemimpin yang tepat.
Zulkarnain, Ketua Aliansi Ormas Islam Sumut, yang berbagi pengalaman Aliansi Ormas Islam dalam berinteraksi dengan calon kepala daerah. Beliau menyoroti pentingnya pemimpin yang memegang teguh norma Islam dan menekankan bahwa masyarakat harus jeli dalam memilih pemimpin yang memiliki track record dan kapabilitas yang baik.
Dr. Bakhrul Khair Amal, dosen UNIMED, yang menekankan pentingnya sikap realistis dalam memilih. Beliau mengingatkan bahwa visi misi yang muluk-muluk tak akan berhasil jika tak ada substansi dan kapabilitas yang memadai.
Dalam dialog tersebut, terungkap bahwa masyarakat Sumut masih menghadapi tantangan dalam menentukan pilihan politik yang tepat. Apatisme pemilih, kurangnya pemahaman tentang isu-isu politik, dan pengaruh politik uang menjadi beberapa kendala yang dihadapi.
“Kita melihat adanya kelompok kanan yang justru mendukung calon dari partai non-kanan. Ini merupakan dinamika baru yang patut kita cermati,” ujar Tumpal Panggabean. “Aliansi Ormas Islam memiliki peran penting dalam membentuk opini publik dan mendorong masyarakat untuk memilih pemimpin yang benar-benar amanah dan berintegritas,” tambahnya.
Prof. Warjio menekankan pentingnya memahami isu-isu krusial yang dihadapi daerah dan calon pemimpin yang memiliki solusi nyata untuk mengatasi masalah tersebut. “Pemilih cerdas harus aktif mencari informasi, menganalisis program dan visi misi calon, dan tidak mudah terpengaruh oleh propaganda atau politik uang,” jelasnya.
Zulkarnain menambahkan, “Kami pernah membuat kontrak politik dengan calon gubernur sebelumnya, tapi sayangnya tidak terlaksana setelah kepala daerah tersebut menjabat. Oleh karena itu, kami mendorong masyarakat untuk memilih pemimpin yang benar-benar berkomitmen untuk menjalankan janji kampanyenya.”
Dialog kebangsaan ini rencananya akan dilanjutkan di berbagai kampus lain seperti USU, serta wilayah Deli Serdang, Binjai, dan Langkat. Aliansi Ormas Islam berharap melalui rangkaian dialog ini, masyarakat Sumut bisa lebih kritis dan bijak dalam menentukan pilihan.
“Ini bukan sekadar soal memilih, tapi juga membangun masa depan untuk anak cucu kita,” tutup Zulkarnain.
Dengan maraknya diskusi semacam ini, optimisme tumbuh bahwa pemilih Sumatera Utara akan semakin cerdas dan bijaksana dalam menggunakan hak pilihnya, demi mewujudkan pemimpin yang benar-benar berkeadilan dan membawa kemajuan bagi daerah. (msn/nvn)