Jakarta, NVN — Investigasi terkait pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik Hamas, di Teheran, Iran, mengungkap fakta mengejutkan. Bukan rudal, Haniyeh tewas akibat bom yang diselundupkan ke Iran dua bulan sebelumnya.
Kabar ini terungkap dari hasil investigasi The New York Times yang melibatkan tujuh pejabat Timur Tengah dan satu pejabat Amerika Serikat. Mereka mengungkapkan bahwa bom tersebut diledakkan dari jarak jauh, kemungkinan setelah memastikan Haniyeh berada di kediamannya.
“Bom itu telah diselundupkan secara diam-diam dan ditanam saat keamanan di wisma Haniyeh sedang longgar,” ujar salah satu pejabat Timur Tengah.
Keamanan di wisma Haniyeh sendiri dijaga ketat oleh Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Namun, bom tersebut berhasil diledakkan dengan tepat, menewaskan Haniyeh dan pengawalnya.
Ketepatan dan kecanggihan ledakan bom ini menimbulkan kecurigaan bahwa Israel berada di balik operasi tersebut. Dua pejabat Iran, anggota IRGC, bahkan menuding metode peledakan mirip dengan taktik robot AI yang dikendalikan dari jarak jauh oleh Israel untuk membunuh ilmuwan nuklir Iran, Mohsen Fakhrizadeh, pada tahun 2020.
“Israel telah lama mengincar Haniyeh dan Hamas,” ujar seorang analis politik Timur Tengah. “Pembunuhan ini merupakan upaya untuk melemahkan gerakan perlawanan Palestina dan mengacaukan stabilitas regional.”
Hingga saat ini, Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini. Namun, kecurigaan terhadap keterlibatan mereka semakin kuat mengingat sejarah operasi rahasia Israel terhadap target Iran.
Pembunuhan Haniyeh telah meningkatkan ketegangan di Timur Tengah. Iran mengecam keras insiden ini dan mengancam akan melakukan pembalasan. Sementara itu, Israel masih bungkam.
“Kita harus waspada terhadap potensi eskalasi konflik,” ujar seorang diplomat internasional. “Pembunuhan Haniyeh bisa memicu perang proksi di wilayah tersebut.”
Insiden ini juga menimbulkan pertanyaan tentang keamanan di Timur Tengah. Keberhasilan penyeludupan dan peledakan bom di Iran menunjukkan bahwa bahkan figur-figur penting pun tidak kebal dari ancaman.
Kejadian ini menjadi peringatan bagi semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari tindakan yang dapat memicu konflik lebih lanjut. (msn/nvn)